Dampak pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi
Dampak Fisiologis
Perkawinan
dalam usia muda merupaka salah satu factor yang menyebabkan keganansan mulut
rahim. Kanker serviks adalah kanker yang menyerang bagian ujung bawah rahim
yang menonjol ke vagina. Kanker serviks merupakan kanker yang berasal dari
leher rahim ataupun mulut rahim yang tumbuh dan berkembang dari serviks, dapat
menembus keluar serviks sehingga tumbuh diluar serviks bahkan terus tumbuh
sampai dinding panggul. Remaja tahap awal beresiko paling besar untuk
menghadapi masalah dalam masa hamil dan melahirkan anak, BBLR, kematian bayi
dan abortus, remaja tahap awal cenderung memulai perawatan prenatal lebih lambet daripada remaja
berusia lebih tua dan wanita dewasa, mereka memiliki resiko tinggi.
Pada masa remaja
ini, alat reproduksinya belum matang untuk melakukan fungsinya. Rahim(uterus)
baru siap melakukan fungsinya setelah umur 20 tahun, karena pada masa ini
fungsi hormonal melewati masa yang maksimal. Pada usia 14-18 tahun,
perkembangan otot-otot rahim belum cukup baik kekuatan dan kontraksinya
sehingga jika terjadi kehamilan rahim dapat rupture (robek). Pada usia 14-19
tahun, system hormonal belum stabil, kehamilan menjadi tak stabil mudah terjadi
pendarahan dan terjadilah abortus atau kematian janin.usia kehamilan terlalu
dini dari persalinan memperpanjang rentang usia reproduksi aktif. Hal ini dapat
mengakibatkan resiko kanker leher rahim di kemudian hari.
Beberapa resiko yang bisa timbul dari kehamilan diusia
dini yaitu :Anonim,(2010)
a.
Kurangnya perawatan senam hamil dan sebelum
melahirkan
Gadis remaja yg hamil terutama jika
mendapatkan dukungan keluarga sangat berisiko mengalami kekurangan dlm
perawatan selama hamil dan sebelum melahirkan.Pada hal perawatan ini sangat
penting terutama di bulan_bulan awal
kehamilan ,perawatan ini berguna untuk memantau kondisi medis ibu dan bayi
serta pertumbuhannya,sehingga jika ada
komplikasi bisa ditangani dengan cepat.
b. Tekanan
darah tinggi
Remaja hamil memiliki resiko mengalami TD
tinggi atau disebut dengan pregnancy-induced hypertension,dibandingkan
dengan perempuan yang hamil diusia
matang.Kondisi ini memicu terjadinya pre-eklamsi ,yaitu kondisi medis yang berbahaya yang mengabungkan Tekanan Darah tinggi dengan kelebihan protein
dlm urine.pembengkakan tangan dan wajah ibu serta kerusakan organ.
c. Kelahiran premature
Kehamilan yang normal berlangsung selama
38-40 minggu,sehingga jika lahir sebelum usia tersebut disebut kelahiran
premature.Jika ibu yg hamil tdk
mendapatkan perawatan yg cukup atau mengalami kondisi tertentu. Bisa memicu, kelahiran pre-mature
yg beresiko pd bayinya seperti gangguan
pernafasan,system pencernaannya belum sempurna atau gangguan organ lainnya.
a. BBLR
Jika kelahiran secara premature atau tidak
mendapat kan gizi yg cukup selama hamil, ada kemungkinan bayi yang lahir
memiliki berat badan bayi yang rendah.Bayi yang memiliki BBLR biasanya sekitar
1.500-2.500 gr,sedangkan jika dibawah 1.500 gr maka tergolong Berat badan
sangat rendah.Hal ini menimbulkan ber bagai komplikasi yang dapat membahayakan
sang bayi.
b.
Resiko tertular Penyakit Menular Seksual
(PMS)
Remaja yang melakukan hubungan seks
memiliki resiko tertular penyakit seksual seperti chlamydia dan hiv.Hal ini
sangat penting diwaspadai karena PMS
bisa menyebabkan gangguan pada serviks (mulut rahim) atau menginfeksi rahim dan
janin yang sedang dikandung.
c.
Depresi Pasca Melahirkan
Kehamilan yang terjadi pada saat
remaja bisa beresiko tinggi mengalami depresi pasca melahirkan,Para gadis ini akan merasa down dan sedih setelah melahirkan bayinya.Depresi bi sa
menganggu pertumbuhan bayi yg baru lahir dan juga perkembagan remaja tersebut
karena itu remaja harus berbicara secara terbuka dengan dokter atau orang lain
yang dipercayai.
d.
Timbul Perasaan sendiri dan Terasing.
Remaja yang hamil cenderung akan memiliki
pikiran takut,terisolasi atau merasa sendiri. Kondisi akan mempengaruhi perkembangan
jiwanya dan janin yang ada dalam kandungannya. Karena itu memiliki
minimal satu orang yang bisa dipercayai dapat memberikan dukungan emosional yang
dibutuhkan agar ia selalu sehat selama kehamilannya.
2.7.2 Dampak psikologis
Seorang
yang menikah pada usia remaja secara
mental belum siap menghadapi perubahan yang terjadi saat kehamilan, belum siap
menjalankan peran sebagai ibu dan belum siap menghadapi masalah berumah tangga
yang sering kali melanda kalangan keluarga yang baru menikah karena masih dalam
proses penyesuaian (ADLN Perpustakaan, 2010).
2.7.3 Dampak
Sosial
Faktor sosial
budaya adalah masyarakat patriarki yang bias gender yang menempatkan perempuan pada posisi yang rendah hanya dianggap pelengkap seks laki-laki saja.
Kondisi ini hanya akan melestarikan budaya patriarki bias gender yang
melahirkan kekerasan terhadap perempuan. (Blogspot, 2009).
Remaja
yang menikah diusia muda umumnya belum memiliki kematangan jiwa dalam arti
kemantapan berpikir dan berbuat, mau menang sendiri (egois) muda putus asa,
tidak bertanggung jawab, hal ini terjadi karena mereka masih berada pada tahap peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa.
Pernikahan
remaja umumnya belum memiliki pandangan dan pengetahuan yang cukup peran
seorang istri atau peran seorang bapak dan kepal rumah tangga yang dapat
mempengaruhi keharmonisan dan kelestarian perkawinan. Maka itu kematangan jiwa
sangat diperlukan agar perkawinan dapat mewujudkan kebahagian dan kesejahteraan
bagi keluarga (BKKBN, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar