Rabu, 11 Juni 2014

Dampak pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi

Dampak Fisiologis
Perkawinan dalam usia muda merupaka salah satu factor yang menyebabkan keganansan mulut rahim. Kanker serviks adalah kanker yang menyerang bagian ujung bawah rahim yang menonjol ke vagina. Kanker serviks merupakan kanker yang berasal dari leher rahim ataupun mulut rahim yang tumbuh dan berkembang dari serviks, dapat menembus keluar serviks sehingga tumbuh diluar serviks bahkan terus tumbuh sampai dinding panggul. Remaja tahap awal beresiko paling besar untuk menghadapi masalah dalam masa hamil dan melahirkan anak, BBLR, kematian bayi dan abortus, remaja tahap awal cenderung memulai perawatan prenatal lebih lambet daripada remaja berusia lebih tua dan wanita dewasa, mereka memiliki resiko tinggi.
Pada masa remaja ini, alat reproduksinya belum matang untuk melakukan fungsinya. Rahim(uterus) baru siap melakukan fungsinya setelah umur 20 tahun, karena pada masa ini fungsi hormonal melewati masa yang maksimal. Pada usia 14-18 tahun, perkembangan otot-otot rahim belum cukup baik kekuatan dan kontraksinya sehingga jika terjadi kehamilan rahim dapat rupture (robek). Pada usia 14-19 tahun, system hormonal belum stabil, kehamilan menjadi tak stabil mudah terjadi pendarahan dan terjadilah abortus atau kematian janin.usia kehamilan terlalu dini dari persalinan memperpanjang rentang usia reproduksi aktif. Hal ini dapat mengakibatkan resiko kanker leher rahim di kemudian hari.
Beberapa  resiko yang bisa timbul dari kehamilan diusia dini yaitu :Anonim,(2010)
                      a.      Kurangnya perawatan senam hamil dan sebelum melahirkan
Gadis remaja yg hamil terutama jika mendapatkan dukungan keluarga sangat berisiko mengalami kekurangan dlm perawatan selama hamil dan sebelum melahirkan.Pada hal perawatan ini sangat penting terutama  di bulan_bulan awal kehamilan ,perawatan ini berguna untuk memantau kondisi medis ibu dan bayi serta  pertumbuhannya,sehingga jika ada komplikasi bisa ditangani dengan cepat.
                       b.     Tekanan darah tinggi
   Remaja hamil memiliki resiko mengalami TD tinggi atau disebut dengan pregnancy-induced hypertension,dibandingkan dengan   perempuan yang hamil diusia matang.Kondisi ini memicu terjadinya pre-eklamsi ,yaitu kondisi medis yang  berbahaya  yang  mengabungkan  Tekanan Darah tinggi dengan kelebihan protein dlm urine.pembengkakan tangan dan wajah ibu serta kerusakan organ.
c.  Kelahiran premature
  Kehamilan yang normal berlangsung selama 38-40 minggu,sehingga jika lahir sebelum usia tersebut disebut  kelahiran  premature.Jika  ibu yg hamil tdk mendapatkan  perawatan  yg  cukup atau mengalami kondisi  tertentu. Bisa memicu, kelahiran pre-mature yg beresiko pd  bayinya seperti gangguan pernafasan,system pencernaannya belum sempurna atau gangguan organ lainnya.
a.       BBLR
 Jika kelahiran secara premature atau tidak mendapat kan gizi yg cukup selama hamil, ada kemungkinan bayi yang lahir memiliki berat badan bayi yang rendah.Bayi yang memiliki BBLR biasanya sekitar 1.500-2.500 gr,sedangkan jika dibawah 1.500 gr maka tergolong Berat badan sangat rendah.Hal ini menimbulkan ber bagai komplikasi yang dapat membahayakan sang bayi.
b.    Resiko tertular Penyakit Menular Seksual (PMS)
Remaja yang melakukan hubungan seks memiliki resiko tertular penyakit seksual seperti chlamydia dan hiv.Hal ini sangat penting diwaspadai  karena PMS bisa menyebabkan gangguan pada serviks (mulut rahim) atau menginfeksi rahim dan janin yang sedang dikandung.
c.    Depresi Pasca Melahirkan
Kehamilan yang terjadi pada saat remaja bisa beresiko tinggi mengalami depresi pasca melahirkan,Para gadis ini akan merasa down dan sedih  setelah melahirkan bayinya.Depresi bi sa menganggu pertumbuhan bayi yg baru lahir dan juga perkembagan remaja tersebut karena itu remaja harus berbicara secara terbuka dengan dokter atau orang lain yang dipercayai.
d.   Timbul Perasaan sendiri dan Terasing.
 Remaja yang hamil cenderung akan memiliki pikiran takut,terisolasi atau merasa sendiri. Kondisi akan mempengaruhi perkembangan jiwanya dan janin yang ada dalam kandungannya. Karena itu memiliki minimal satu orang yang bisa dipercayai dapat memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan agar ia selalu sehat selama kehamilannya.
2.7.2 Dampak psikologis
Seorang yang menikah  pada usia remaja secara mental belum siap menghadapi perubahan yang terjadi saat kehamilan, belum siap menjalankan peran sebagai ibu dan belum siap menghadapi masalah berumah tangga yang sering kali melanda kalangan keluarga yang baru menikah karena masih dalam proses penyesuaian (ADLN Perpustakaan, 2010).
2.7.3 Dampak Sosial
Faktor sosial budaya adalah masyarakat patriarki yang bias gender yang menempatkan  perempuan pada posisi yang rendah  hanya dianggap pelengkap seks laki-laki saja. Kondisi ini hanya akan melestarikan budaya patriarki bias gender yang melahirkan kekerasan terhadap perempuan. (Blogspot, 2009).
Remaja yang menikah diusia muda umumnya belum memiliki kematangan jiwa dalam arti kemantapan berpikir dan berbuat, mau menang sendiri (egois) muda putus asa, tidak bertanggung jawab, hal ini terjadi karena mereka masih berada pada tahap  peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa.
Pernikahan remaja umumnya belum memiliki pandangan dan pengetahuan yang cukup peran seorang istri atau peran seorang bapak dan kepal rumah tangga yang dapat mempengaruhi keharmonisan dan kelestarian perkawinan. Maka itu kematangan jiwa sangat diperlukan agar perkawinan dapat mewujudkan kebahagian dan kesejahteraan bagi keluarga (BKKBN, 2009).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar